Rabu, 22 Februari 2012

Berburu Uang Kuno Untuk Koleksi

Bagi sebagian orang, uang kuno sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai alat tukar dalam jual beli, namun bagi kolektor uang kuno bisa menjadi tambahan koleksinya. Berjalan menyusuri gang utara Pasar Beringharjo, Anda pasti akan menemukan lapak yang menjual uang kuno. Sisi utara Pasar Beringharjo ini menjadi satu rujukan bagi para pencinta koleksi uang kuno di Yogyakarta.

Salah satu penjual yang menawarkan uang kuno baik uang kertas maupun uang logam yang ada di gang utara pasar ini adalah Waltijah. Warga asal Imogiri ini sudah 10 tahun berjualan berbagai macam aksesoris antik termasuk uang kuno. Berbisnis menjual uang logam ini memang usaha yang tidak menentu seperti pasang surutnya laut. Terkadang laku banyak, terkadang pula dalam beberapa hari tidak ada yang membeli.

Menurut Waltijah, uang kuno baik itu mata uang sen ataupun rupiah banyak dicari oleh orang, terutama untuk mahar pernikahan. Harga jualnya pun relatif bervariasi, tergantung nilainya dan juga tahun terbitan.

“Kalau harga cukup bervariasi, tergantung tahun terbitan dan nilai rupiah atau sen. Kalo 5 sen ini harganya Rp.5000,- kalo 1 sen Rp.1000. Ndak mesti banyak yang nyari. Kalo ada biasanya ya buat mahar,” kata Ibu yang dikarunia lima orang anak ini.

Selain menjadikan uang kuno sebagai mahar pernikahan, uang terbitan mulai tahun 1950-an ini juga banyak diburu oleh para kolektor. Yang paling laris adalah uang kertas yang bergambar Presiden Soekarno, tentunya dengan harga jual yang fantastis. Tidak hanya itu, uang logam Gulden masa penjajahan Belanda juga menjadi favorit bagi para kolektor. Untuk mendapatkannya, harganya sedikit melangit karena pasokan yang sulit didapatkan yakni berkisar Rp 250.000,- untuk 2,5 Gulden per kepingnya. Jadi, apalah Anda tertarik mengoleksi uang kuno? Silakan berkunjung ke gang utara Pasar Beringharjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar